Bakteri Pada Nilam

Penyakit Layu Bakteri Pada Nilam


Massa Bakteri Ralstonia Solanacaerum pada batang nilamPenyakit layu bakteri nilam dapat menimbulkan kematian nilam cukup besar, dan menurunkan produksi nilam dan kerugian hasil mencapai 60-80% pada tahun 1991 (Asman et al, 1993). Penyakit ini telah menyebar ke daerah sentra produksi di Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh. Akhir-akhir ini pe­nyakit layu bakteri nilam telah menyebar luas dan merupakan ancaman terhadap pertana­man nilam. Gejala penyakit berupa tanaman layu pada cabang-cabang tanpa suatu urutan yang teratur dan gejala lanjut berupa seluruh bagian tanaman layu atau mati dalam waktu singkat (Sitepu dan Asman, 1989). Penyakit layu bakteri nilam disebabkan oleh Ralsto­nia solanacearum E.F. Smith (Sitepu dan Asman, 1989; Radhakrishan et al., 1997; As­man et al., 1998). Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum merupakan salah satu penyakit tanaman paling berbahaya yang tersebar luas di dae­rah tropika dan sub tropika (Hayward, 1984), dan banyak menyerang tanaman pertanian di antaranya tomat, kacang tanah, pisang, kentang, tembakau dan suku Solanaceae lainnya (Persley et al., 1985). Bakteri R. sola­nacearum dibagi menjadi 5 ras berdasarkan kisaran inang : ras 1 menyerang tembakau, tomat, dan Solanaceae lainnya; ras 2 meny­erang pisang (tripoloid) dan Heloconia; ras 3 menyerang kentang; ras 4 menyerang jahe, dan ras 5 menyerang murbei. Berdasarkan ok­sidasi disakarida dan alkohol heksosa, maka bakteri ini dibagi ke dalam 5 biovar (Schaad et al., 2001). Sampai saat ini ras, biovar dan beberapa sifat-sifat bakteriologi dari R. sola­nacearum penyebab penyakit layu bakteri nil­am belum diketahui (Sitepu dan Asman, 1989; Radhakrishan et al., 1997; Asman, 1996). Hal ini dapat menyebabkan usaha pengendalian yang telah dilakukan selama ini tidak mem­peroleh hasil yang memuaskan.

PENGARUH PADA NILAM

Gejala serangan penyakit layu bakteri adalah sebagai berikut : Kelayuan terjadi pada tanaman mudaGejala Awal serangan Bakteri Ralstonia Solanacerum pada Batang Nilam dan tua (dari cabang ke cabang secara tidak teratur); Tanaman akan mengalami kelayuan dalam waktu 2 – 5 hari setelah terinfeksi. Pada saat bersamaam ada cabang yang layu dan sehat, pada perkem­bangan lebih lanjut seluruh bagian tanaman layu dan mati. Pada tanaman berumur 1 -3 bulan kematian terjadi 6 hari setelah terlihat gejala serangan. Pada tanaman berumur 4 -5 bulan kematian terjadi 1 -2 minggu setelah gejala terlihat. Jaringan batang dan akar tana­man yang terserang membusuk sedang kulit akar sekundernya mengelupas. Irisan melint­ang batang terserang memperlihatkan warna hitam sepanjang jaringan yang layu sampai kambium. Bila cabang yang layu dipotong akan tampak lendir seperti susu, begitu pula bila direndam di dalam air bersih.

PENANGGULANGAN

Menurut Sukamto (2009), penanggulan­gan penyakit pada tanaman nilam dilakukan secara terpadu yaitu dengan memanfaatkan berbagai komponen pengendalian mulai dari penyiapan bahan tanaman/bibit unggul (be­bas penyakit), perlakuan persemaian/pem­bibitan, penanaman di lapang dan pemeli­haraan tanaman yang rutin dari mulai tanam sampai panen. Pengendalian penyakit pada nilam untuk menurunkan intensitas seran­gannya bisa dilakukan yaitu dengan per­lakuan penggunaan pupuk organik, mulsa, pestisida nabati, agensia hayati/musuh alami dan pestisida kimia sebagai alternatif terakhir.

Strategi pengendalian penyakit layu bak­teri pada nilam secara umum dapat dilakukan dengan cara: 
  1. Sanitasi dan eradikasi un­tuk mengurangi inokulum.
  2. Membersih­kankan lahan yang sudah terinfeksi bakteri selama 2-3 tahun dan mencabut tanaman terserang, serta membakarnya.
  3. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang layu bakteri seperti tanaman padi atau jagung.
  4.  Memperbaiki saluran drainase pada waktu curah hujan tinggi. Tanaman yang ditanam di lahan yang tergenang air atau air tanah dangkal dapat mendorong berkembangnya organisme pengganggu tumbuhan seperti cendawan dan bakteri, oleh karena itu diper­lukan adanya parit drainase.
  5.  Menggunak­an bibit unggul atau bibit dari tanaman sehat pada kebun yang belum terserang penyakit layu bakteri.
  6. Menggunakan agensia hayati yaitu bakteri Pseudomonas flourescen, Pseudomonas sepasia, Bacillus sp., dan Micrococcus sp.
  7. Penggunaan pestisida nabati dari bahan tanaman cengkeh dan kayu manis.
  8. Pestisida kimia digunakan sebagai alternatif terakhir, yaitu dengan penggunaan pestisida yang berbahan aktif streptomycin sulfat dan carbofuran.
Sumber Tulisan :
  • Nasrun dan Yang Nuryani, Penyakit Layu Bakteri pada Nilam dan Strategi Pengendaliannya, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik
  • Yani Maryani, Sp. Layu Bakteri yang merugikan Nilam, http://ditjenbun.deptan.go.id/

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites